Selasa, 05 Juni 2012

Kesabaran Dalam Sebuah Perbedaan

 


Biarlah dengan memahami bahwa setiap orang memiliki persepsi yang berbeda - beda, kita tidak boleh memaksakan bahwa semua itu harus sama. Yang berbeda biarlah ia berbeda dengan persepsi apa yang dimilikinya, biarlah ia berkembang dengan persepsi yang ia pegang. Meski terkadang persepsi yang ia miliki tidak sesuai dengan kenyataan yang ada pada orang lain, sehingga persepsi yang ia miliki sebenarnya adalah salah.

Hingga dari itulah muncul prasangka - prasangka buruk terhadap yang lain. Namun, karena anjuran dan hikmah yang pernah dibaca dibuku bahwa kita harus menjauhi tempat - tempat yang dapat membuat kita memperoleh prasangka buruk dari orang lain, maka dari itu perbuatan yang sebelum - sebelumnya tidak akan terulang. Karena mengingat bahwa orang lebih banyak memiliki persepsi lain daripada apa yang ditujukan sebenarnya oleh si pelaku dan juga demi menjaga citra dan pandangan orang lain.

Meski mereka yang sudah terbina sekalipun, kita tidak akan bisa menjamin bahwa mereka akan selalu memiliki pikiran yang positif karena mereka juga manusia bukan sebarisan pasukan malaikat yang bisa melakukan salah dan khilaf atas perbuatannya. Tentunya, sebagai seorang muslim yang ingin menjadi lebih baik kita harus bisa menerima kekurangan dan kelebihan dari saudara - saudara kita. Karena tidak akan sempurna rukun Ba'iah jika masih ada seseorang yang kita benci.

Oleh sebab itu, kita harus senantiasa melatih kesabaran kita dalam perjalanan ini. Karena kesabaran inilah yang nantinya akan menentukan sampai sejauh mana kita dapat bertahan dijalan ini. Sabar ketika lelah, sabar ketika disakiti, dan sabar terhadap cobaan yang menerpa diri kita. Karena inilah jalan perjuangan itu, kita ibarat berada di gerbong kereta api yang isinya padat yang memungkinkan kita bisa saling terinjak dan saling tersiku satu sama lainnya.

Kita hidup diantara 2 Variabel, yaitu Kehidupan dan Kematian. Namun, diantara perjalanannya akan banyak kita jumpai banyak variabel - variabel yang saling beriringan. Contoh, Variabel Kesuksesan hanya akan muncul ketika ia diiringi oleh variabel Kerja keras. dan Seperti itulah kelanjutan pada variabel - variabel lainnya. Terinspirasi oleh Iklan di TV, yang mngatakan "Kami mencoba memecahkan masalah dengan menggunakan matematika dan Sains".

Seperti itu lah hidup, saling beriringan, saling berhubungan. Jika sukses diiringi dengan kerja keras dan Kesabaran. Jika kebahagiaan diiringi dengan variabel syukur. Jika Kebahagiaan diiringi oleh variabel Nafsu, Maka ia merupakan Negasi dari Nilai variabel awalnya yaitu "kebahagiaan". Karena Variabel - Variabel itu semuanya telah ditetapkan, dan kita bisa mengetahui Variabel itu dengan menggunakan Akal dan Hati kita.

Lalu, untuk mencapai Kesuksesan yang Besar, Maka kita harus melipatgandakan atau memangkatkan Variabel itu dengan Nilai yang lebih besar. Ada yang mngatakan bahwa "Matematika adalah Kata - Kata pengantar Alam semesta".

IF It is TRUE Then "Untuk Mencapai kesuksesan , kita harus bisa menciptakan rumus kehidupan yang sesuai dengan Variabel - Variabel yang kita miliki yang nantinya kita jadikan Pedoman untuk mencapai kesuksesan kita di dunia dan akhirat".

Tidak ada komentar:
Write komentar