Kamis, 30 Agustus 2012

Aku Rindu Keluargaku

 

Malam ini adalah malam kedua aku berada di Bandung, setelah kembali dari lmamaran semesteran di kampung halamanku. Kurang lebih aku berada sebulan di sana, senang sekali rasanya bisa berjumpa dengan keluargaku disana. Berjumpa dengan bapak, mama dan juga adekku serasa mendapat hadiah yang sangat indah setelah kurang lebih 4 bulan tak berjumpa. Teringat ketika minggu – minggu pertama aku disana, aku selalu membayangkan saat – saat 1 minggu terakhir aku akan berangkatnya. Aku memikirkan itu karena aku takut dan tidak ingin berpisah dengan keluargaku. Walaupun mau tidak mau, aku harus tetap berangkat juga ketika waktunya sudah tiba.

Ketika aku disana, aku selalu ingin memuaskan diriku berbuat yang baik untuk keluargaku. Aku rela melakukan apapun yang diinginkan bapak, mama dan juga adekku. Itu aku lakukan agar mereka senang, semua kulakukan untuk membahagiakan mereka. Setiap waktu yang berlalu, aku tidak ingin waktu itu terbuang sia – sia tanpa bersama mereka. Aku ingin selalu bersama mereka, hingga terkadang aku yang suka bermain ke warnet pada saat malam rela tidak pergi asal aku bisa bersama keluargaku.

Jujur, ketika berkumpul bersama keluarga itu rasanya sangat bahagia sekali. Ngobrol – ngobrol dengan bapak dan mama, bercanda tawa dengan adekku. Semua terasa bahagia, meski terkadang ada hal – hal yang menjengkelkan itu hanya terjadi dalam waktu yang singkat saja. Karena aku tidak mau, kebersamaan ini dengan keluargaku rusak hanya karena masalah sepele. Melihat adekku, sepertinya dia sangat merindukanku. Kalau sudah kumpul berdua, selalu saja adekku ngusilin aku. Padahal dulu tuh yang sering ngusilin itu aku, tapi sekarang malah dia yang sering ngusilin aku. Walau kadang – kadang kesel ma usilannya, tapi aku tetap senang karena bisa bersamanya. Ketika adekku tidur, aku sering memperhatikan dia, aku membayangkan bagaimana nanti ketika aku sudah berangkat lagi ke Bandung. Paling dirumah hanya main Play Station, nonton dan canda – candaan sama mama.

Aku tuh biasanya kangen ma adekku, inget waktu dulu aku masih SMA sering main – main ma dia. Kangen suaranya yang keras, wajahnya yang ngangenin, dan badan nya yang gemuk yang bikin gemes kalau udah ketemu. Aku tuh sebenarnya liburan dah dari 3 bulan yang lalu, cuma aku masih belum bisa pulang. Karena memang masih ada amanah yang harus aku tuntaskan dulu di Bandung. Oleh sebab itu, aku hanya bisa liburan dalam waktu sebulan saja. Sebenarnya semenjak selesai UAS kemaren tu, aku dah pengen banget pulang. Melihat kondisi bapak, mama dan adek dan berkumpul bersama mereka lagi. Ketika melihat mereka sekarang, aku jadi teringat kesalahan – kesalahanku pada mereka dulu. Kenapa aku sekarang baru sadar dan berusaha memberikan yang terbaik untuk mereka dengan penuh semangat. Kenapa tidak dari dulu rasa itu muncul ? Aku sedih, karena aku belum bisa membahagiakan mereka.

Tapi mama ku selalu bilang, mama ga perlu kamu harus punya nilai tinggi disana, juara ini, juara itu, yang penting kamu sehat, cepat lulus, trus dapat kerja, nikah dan punya anak. Kata mama, itu saja sudah cukup untuk membahagiakan mama. Bapak juga bilang, kamu yang penting disana jaga kesehatan baik – baik, jangan keluar rumah lagi kalau udah malem – malem, makannya dijaga, jangan sampai terjerumus sama pergaulan yang salah. Kasihan bapak, mama dan adek disini, makan apa adanya supaya kamu tuh enak kuliah disana. Kuliah yang bener, turutin kata dosen, baik – baik sama warga sekitar. Jika mengingat – ngingat, saat – saat kumpul bersama dengan keluarga rindu rasanya. Ingin rasanya untuk selalu bersama – sama dengan bapak, mama dan adek. Begitulah waktu, ia berjalan dengan cepat. Seperti kata Hasan Al – Banna, Al – waktu, Al – Hayah , bahwa waktu itu adalah kehidupan. Kita yang dulu sering main bola dilapangan, main mobil – mobilan, tak terasa kini sudah duduk di bangku kuliah. Karena memang seperti itulah waktu itu, waktu itu adalah kehidupan kita. Tak terasa lamanya liburan selama 1 bulan, serasa baru pulang ke rumah, trus besoknya dah berangkat lagi ke Bandung.

Padahal kalau diinget – inget, kemaren baru selesai RMB (Registrasi Mahasiswa Baru) malamnya sholat tarawih di mesjid kampus, terus besok zuhurnya berangkat ke Bandara Soetta. Wah, kalau diinget – inget mah kayak baru kemaren aja pulang terus sekarang tiba – tiba dah di Bandung lagi. Kalau guruku dulu bilang sih, ini namanya anomali waktu. Pada saat – saat mau berangkat ke Bandung, sore – sore nya kan lagi siap – siapin barang – barang yang mau dibawa nanti. Disitulah aku menangis, aku pergi kekamar kemudian adek juga datang kekamar disitu adek menangis, dia bilang dia sedih karena aku mau berangkat lagi ke Bandung.

Terus juga waktu bapak ngasih aku uang buat di jalan, ternyata adekku juga memberi uang padaku 150rb. Disitu aku sedih dan menangis, lalu disitu juga mamaku juga ikut menangis. Bapak tidak menangis dihadapanku, mungkin itu sengaja agar aku tidak ikut bersedih. Bapak memang kuat, bapak bisa menahan rasa sedihnya, dan tidak menunjukkannya pada kami keluarganya. Yah, demi menjaga perasaan kami semua, agar tidak berlarut dalam kesedihan itu. Intinya aku sangat sedih berpisah dari keluargaku dan rindu ingin berjumpa mereka lagi. Ya Allah, lindungilah keluargaku dari segala marabahaya, dan juga lindungilah kami dari siksa api nerakamu Ya Allah.

Tidak ada komentar:
Write komentar