Minggu, 12 Februari 2012

Kisah Perjuangan Guruku (1)

 

Inilah cerita tentang guruku. Disore hari ini, ntah mengapa selesai pulang dari sholat ashar aku ingin menceritakan tentang guruku. Yah, karena aku ingin berbagi ilmu yang telah ia ajarkan kepadaku. Guruku adalah orang yang baik hati, sayang rasanya jika kisah nya tidak di ceritakan. Karena insyaallah banyak hal - hal yang bisa dipelajari darinya. Meskipun sampai sekarang ia masih hidup, aku akan menceritakan pengalaman ku ketika aku berguru dengan nya. Bermula disaat aku dulu memasuki tingkat SMA. Disitu banyak aku temui hal - hal baru. Baik hal tentang persahabatan, organisasi, akademik maupun hal - hal lainnya yang berhubungan dengan kerohanian. Sebenarnya ada banyak hal yang ingin kuceritakan, dan mungkin 1 episode untuk menceritakannya tidak akan cukup. Karena begitu banyak nya hal yang sudah aku lewati. Disini aku akan coba memulai dari hal kerohanian. Karena dari hal itu lah aku berjumpa dengan guruku. Di sekolah ku, dan mungkin hampir di setiap sekolah ada yang namanya ROHIS. ROHIS adalah organisa yang ada di Sekolah yang bergerak dibidang keagamaan islam. Di ROHIS itu sendiri, setiap hari jum'at nya selalu mengadakan Mentoring. Mentoring ini dilakukan untuk melakukan pembinaan akhlak kepada para siswa/i yang ada di SLTA. Ada juga acara lain yang namanya SABAR (Sehari Bersama ROHIS), kalau acara ini dipersembahkan bagi siswa/i yang baru di SLTA dan masih banyak acara lainnya yang asik - asik dari ROHIS. Pada acara SABAR itulah aku pertama kali berjumpa dengan guruku, awalnya sih aku benci ma dia, karena guruku selalu memberi kan hukuman kepada siswa yang kelompoknya kalah. Yah, karena itu memang konsekwensinya. Acara itu dilakukan disiang hari, yang udaranya panas sehingga membuat emosi semakin mudah untuk timbul. Kemudian berlanjut ke mentoring, disini juga guruku selalu memberik kan hukuman kepada mahasiswa yang terlambat dari jam yang sudah ditentukan. Sampai - sampai ada temanku yang benci banget, karena hukuman itu. Yah, guruku memang tegas dalam soal aturan, dan itu juga merupakan pelajaran yang sering jadi bahan renungan ku agar aku bisa menjadi orang yang tegas seperti guruku.



Hingga suatu saat, ada kakak kelas yang nawarin untuk ikut Halaqoh, nah disitu aku tertarik dan aku ikut deh. Ga tau ternyata yang menjadi guru ku di Halaqoh tersebut adalah guru ku yang menjadi pembimbing di kelas mentoring. hahaha, aku kaget deh, tapi kemudian kami lanjut setiap hari Sabtu untuk halaqoh sehabis pulang sekolah.Di Halaqoh tersebut lah aku dan beberapa temanku dibina untuk menjadi seseorang yang memiliki Akhlak yang baik. Ketika menyampaikan Materi, guruku memang enak ketika menyampaikannya. Kadang ketika aku juga kalau lagi ada masalah, aku datang kerumahnya. Untuk mendiskusikan masalah ku. Yah, kami berdua memang sering berbincang - bincang, guruku juga bukan orang yang pelit dalam membagi ilmu. Beliau selalu mengajariku dengan ilmu yang luas. Guruku memang orang yang pintar, Ia adalah lulusan Sarjana dengan IPK 3.95. Aku yakin dengan ilmu dan skill yang dimiliki itu bisa terlihat dari cara beliau berbicara. Selain memiliki ilmu yang luas, beliau juga memiliki akhlak yang baik dan semangat pemuda yang luar biasa. Inilah yang membuat ku kagum padanya, apa sebenarnya yang bisa membuat beliau tetap semngat dengan adanya keterbatasan yang dimilikinya. Guruku memang bukan orang yang sempurna dalam fisiknya. Ia mempunyai kekurangan dalam kondisi fisiknya. Ditambah lagi, beliau berasal dari keluarga yang kurang mampu. Tapi meski begitu ia tak pernah menyerah dan berputus asa. Pernah ketika malam hari aku datang kerumah beliau, beliau menceritakan tentang kehidupannya dulu. Aku juga sedih mendengarnya, tapi terkadang aku merenung. Mengapa aku yang kondisinya lebih baik darinya belum bisa menjadi orang hebat seperti guruku. Guruku bercerita ketika, ia kecil dulu. Dimana jika pagi sudah tiba , disaat orang tua nya pergi berjualan ke pasar, guruku lah yang memasak untuk adik - adiknya, abangnya dan juga orang tuanya. itu ketika ia masih SD. Lalu lanjut ketika beliau masuk ke SMP, kalau tidak salah guruku pernah bercerita tentang bagaiman susahnya untuk membeli buku. Ketiak beliau SMP, hanya sedikit yang bisa kuceritakan. Lalu beliau pun akhirnya lulusa dari SMP hingga beliau lanjut ke MAN. Disaat itu lah kemandirian beliau diuji. Ia bersekolah di Daerah orang lain, dengan alat komunikasi yang belum punya. Mungkin kalau saya sedang rindu dengan keluarga saya, saya masih bisa menelpon mereka. Tapi berbeda dengan guru saya, ketika beliau rindu kepada keluarganya, sulit rasanya untuk menghubungi nya, dikarenakan dana yang tidak mencukupi. Beliau sekolah di MAN dengan biaya sendiri, beliau memperoleh uang dari hasil menabung nya dari koin - koin yang ia simpan di Botol Aqua. Kadang ketika ada saudaranya memberikan uang kepadanya, beliau langsung menyimpannya di celengan botonya. Perjuangan yang dilakukan guruku memang sangatlah luar biasa, tapi sekali lagi, guruku adalah orang yang pantang menyerah.


Aku juga masih ingat, ketika suatu hari pernah terjadi demo di kota tempat beliau sekolah. Tak ada angkot yang lewat. Hingga itu membuat beliau harus berjalan kaki dari sekolah nya ke rumahnya, kurang lebih jaraknya 5 kilometer. Dengan cuaca yang panas, mungkin bagi kita yang kondisi fisiknya normal, masih tidak terlalu sulit untuk melewati nya. Tapi bagaimana dengan guruku, dengan kondisi fisiknya yang tidak normal. Beliau tidak menyerah, meski sakit rasanya. Itu dilakukan nya untuk menimba ilmu agar kelak ia bisa menjadi orang yang berguna. Karena sebaik - baiknya orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Ketika di MAN pun, guruku adalah orang yang cerdas. Hingga suatu saat ketika ia ditunjuk sebagai perwakilan dari sekolah untuk mengikuti olimpiade di kota lain, tapi sayang, hal itu tidak terwujud, Karena guru yang lain tidak menginginkan keberangkatannya karena kondisi fisiknya yang berbeda. hingga beliaupun di gantikan oleh orang lain. Memang terkadang dunia ini, tidak adil. Bukankah setiap orang berhak untuk mewujudkan apapun yang ingin dilakukannya tanpa memandang bulu. Perjuangan guruku yang luar biasa untuk menimba ilmu tidak sampai disini saja, begitu panjang perjalanan yang ia lakukan. Dan tentunya masih banyak nantinya kisah yang akn kuceritkan tentang guruku. Mungkin untuk bagian ini, aku cukupkan sampai disini dulu. Insyaallah kisah berikutnya tentang guruku akan kuceritakan di bagian selanjutnya.

Bersambung.....



Penulis : Arga Nur Pratama

Tidak ada komentar:
Write komentar