Selasa, 19 April 2016

Kesalahan Berfikir Dalam Teori Sosial

 


Saya rasa, tulisan saya bervariasai. Tidak hanya seputar tentang masalah romansa indah pemuda, tetapi juga tentang hal lainnya. Dan tak bijak menurut saya ketika saya hanya di Judge galau, atau istilah2 lainnya hanya karena memposting tulisan tentang percintaan anak muda.

Ada waktu - waktu tertentu memang tidak selamanya harus menulis tentang satu hal saja. Harus menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi. Seperti kata#Anis #Matta ketika bincang2 di acara liputan6 bahwa beliau menulis bukan apa yang beliau ketahui, tetapi beliau menulis menyesuaikan dengan kondisi yang ada.

Memang agak sensitif ketika menulis hal - hal yang bermuat percintaan anak muda ini. Karena memang kebanyakan orang2 yang menulis ini mungkin sedang merasa galau. Saya sendiri saya akui menulis tulisan tersebut bukanlah karena galau masalah itu.

Melainkan lebih karena melihat kondisi anak muda yang saat ini semakin terjerumus pada penyakit #Isyq(Mabuk atau kasmaran dalam cinta picisan). Tujuan saya menulis itu untuk memberikan sedikit arahan tentang mana alur kisah yang baik, yang dinukil dari kisah2 orang terdahulu.

Saya rasa permasalahan2 tentang penyakit #Isyq (Mabuk atau kasmaran dalam cinta picisan) sudah selesai dimasa - masa SMA. Meskipun tidak menafikan diri, jika nanti juga bisa terkena penyakit ini lagi.

Saya menulis tentang pengembangan diri, tentang politik, dll. Akan tetapi mengapa saya dikatakan bersemangat sekali ketika dalam hal kisah picisan saja (Seperti yang diungkapkan salah seorang).

Ada dua perkataan kemaren yang memberi kritikan. 1 yang pertama tidak saya begitu pikirkan karena saya tidak merasa dari apa yang dia ucapkan. Namun yang kedualah yang menjadi bahan musahabah saya semalaman.

Saya rasa perkataan yang kedua itu cukup baik, karena ini bersifat mengingatkan. Meskipun pedas, tapi pedas - pedas sedap. Mungkin selama saya memimpin di salah satu organisasi saat ini, saya memang kebanyakan teori mungkinnya. Itu pandangan orang, harus diterima dan direnungkan.

Terkait masalah kisah picisan tersebut, memang mereka tidak juga salah mengapa melakukan kritikan - kritikan itu. Masalah nya,, banyak juga saat ini para ikhwan yang menulis status - status Galau, sehingga membuat orang - orang berpandangan bahwa ketika ada ikhwan yang menulis tentang kisah picisan langsung dikatakan galau.

Dalam buku #Rekayasa #Sosial karangan Jalaludin Rahmat dikatakan bahwa adanya Fallacy of dramatic intance (Kecendrungan untuk generalisasi) merupakan sebuah kesalahan berfikir. Masa iya, semua ikhwan digeneralisasi, kan gak sedap kan ya .

Mungkin itu saja dulu, tunggu tulisan saya berikutnya. Semoga bisa meluruskan pandangan kita, karena tiada lurus hatinya sehingga lurus lidahnya. Seperti hadis dibawah : 

“Seorang lelaki bertanya pada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam “Musllim yang bagaimana yang paling baik?” “Ketika orang lain tidak (terancam) disakiti oleh tangan dan lisannya” Jawab Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Terkadang kita memang secara tidak sadar jika lisan kita sering menyakiti perasaan orang lain. Rasulullah shallallahu aliahi wasallam bersabda “Tiada lurus iman seorang hamba sehingga lurus hatinya, dan tiada lurus hatinya sehingga lurus lidahnya“. (HR. Ahmad).

Tidak ada komentar:
Write komentar