Selasa, 19 April 2016

Jangan Pernah Menyerah Yah

 


Sekedar bercerita tentang arti dari pantang menyerah. Mungkin kita bisa langsung melihat kamus Bahasa Indonesia atau secara common sense pun kita sudah paham apa itu arti pantang menyerah. Namun, apalah sebuah arti kalau kita tidak bisa merasakan dari arti kata tersebut.

Tentunya untuk bisa merasakan itu, kita perlu mengalaminya atau kita juga bisa merasakannya dari orang lain. Bahwa hidup ini terlalu singkat jika kita hanya belajar pada diri sendiri, tapi ingatlah seorang bijak akan belajar pada orang lain. 

Kita bisa mengambil hikmah dari seorang aktor termahal Amerika era 1970-an. Dia lahir di New York dengan kondisi keluarga yang sangat miskin. Ia bercita - bercita menjadi seorang aktor, namun tak ada satupun sutradara yang mau menerimanya. Hingga akhirnya ia pergi selama tiga minggu, dan tidur di Stasiun New Jersey. 

Untuk menyambung hidupnya, ia rela menjual anjingnya seharga 25$. Dalam kondisi nya yang penuh penderitaan, ia menonton pertandingan tinju antara Mohammad Ali dan Chuck Webner. Banyak yang memprediksi Chuck seorang petinju lemah akan kalah hanya dalam tiga ronde. Akan tetapi dengan tekad yang kuat dan kemantapan hati yang dalam, akhirnya Chuck dapat mengalahkan Ali dalam 15 ronde karena Chuck tidak mau menyerah.


Terinsipirasi dari pertandingan itu, ia kemudian menulis sebuah naskah selama 3 hari berturut - turut. Setelah menyelesaikannya, dia yakin bahwa naskah yang ia tulis ini akan menjadi pintu untuk menuju cita - citanya. Hingga ia menemukan seorang produser yang menawarkan naskah nya itu $20.000 dengan syarat Ryan O’Neal dan Brut Reynolds yang menjadi aktor utamanya. 

Ia amat senang atas tawarannya itu, namun ia tetap ingin agar ia sendiri yang membintangi film itu. Ia mencoba menawarkan diri secara cuma - cuma, walau hanya dibayar $20.000. 

Pada akhirnya naskah film Rocky yang dibuatnya bisa meledak dipasaran walau hanya dibintangi aktor dengan harga rendah. Dari film tersebut, ia dinominasikan sebagai aktor terbaik di Academy Awards.  Film tersebut memenangkan tiga Oscar untuk film terbaik, sutradara terbaik dan skenario film terbaik. Ia menjadi aktor pencetak box office terbesar di dunia pada era 1970-an.

Apa yang didapatkan Sylvester, merupakan hasil dari tekad dan kemantapan hatinya yang tak pernah menyerah. Kondisi tubuh yang cacat, berbicara gagap, akting kaku namun tak membuat dirinya merasa rendah dibanding yang lain. Hal ini juga terjadi pada legenda musik Ludwig van Beethoven yang dikatakan bahwa ia tidak berbakat menjadi pemusik, begitu juga Albert Einstein yang DO pada saat masih SD. Namun apa yang terjadi pada mereka bukanlah sebuah dinding yang membuat mereka mundur kebelakang. 

Mereka hanya terus mencoba dan mencoba untuk bisa mencapai impiannya. Tak peduli seberapa banyak orang meremehkannya. Karena bagi mereka, seorang pemenang bukan dilihat dari seberapa hebat atau pintar dirinya, akan tetap seorang pemenang dilihat dari sejauh mana ia bisa bertahan untuk mencapai impiannya.

Tidak ada komentar:
Write komentar