Selasa, 19 April 2016

Membaca Perspektif Langit

 


Kita harus bisa membaca perspektif langit atas peristiwa yang terjadi di bumi. Kita tidak bisa semata-mata hanya melihat dari sisi bagian bumi ini saja.

Ingat kan, bahwa apa yang kita benci bisa jadi itu adalah yang terbaik bagi kita, dan apa yang kita suka bisa jadi itu adalah buruk bagi kita.

Kita berbuat gak selamanya benar, tapi gak selamanya salah. Adanya transisi antara salah dan benar ini menjadikan itu adalah momen untuk belajar mengambil hikmahnya.

Seorang ustadz pernah berpesan bahwa bertafakkur itu lebih baik daripada kita melaksanakan solat sunnah. Begitu pula dalam alquran di surat mujadilah dikatakan bahwa orang - orang yang berilmu itu ditinggikan beberapa derajat oleh Allah.

Ketika benar yang kita lakukan, maka bersyukurlah. Tapi juga beristighfarlah, sama seperti apa yang disampaikan di surat an-nasr :

“Apabila datang pertolongan Allah dan kemenangan (semasa engkau wahai Muhammad berjaya menguasai negeri Makkah). Dan engkau melihat manusia masuk dalam ugama Allah beramai-ramai. Maka ucapkanlah tasbih dengan memuji Tuhanmu dan mintalah ampun kepadaNya, sesungguhnya Dia amat menerima taubat.”(an-nasr:1-3)

Beberapa hal kita bisa menentukan mana yang baik dan yang salah. Itu mudah jika hal tersebut bersifat tsawabit, tetapi mungkin agak sulit ketika bersifat mutasyabihat.

Sulitnya menentukan perbedaan ini (furqon) dikarenakan keilmuan yang minim atas hal yang dihadapi. Tak heran jika imam syahid Hasan Al Banna berpesan untuk selalu mempersiapkan diri kita sebelum tongkat kepemimpinan itu jatuh ke tangan kita.

Meningkatkan keilmuan salah satunya caranya adalah dengan membaca. Sama seperti apa yang telah saya sebutkan pada tulisan saya sebelumnya. Allah juga menjanjikan bahwa kita bisa menguasai “alam semesta” ini jika kita memiliki sulthon(ilmu pengetahuan).

Kedalaman ilmu ini pula yang dikatakan oleh Anis Matta membuat seseorang bisa lebih dalam lagi dalam melihat suatu masalah. Masalah yang terjadi seseorang bukan semata - mata murni akan kesalahan orang tersebut, namun bisa jadi memang ada sebuah konspirasi dibelakangnya.

Ini juga berkaitan dengan partai yang dipimpin beliau (Anis Matta). Saat prahara menghantam partai tersebut, ada dua hal yang beliau sampaikan. Dua hal itu ialah tentang Konspirasi Global dan Muhasabah Nasional.

Anis Matta menjelaskan bahwa terjadinya prahara ini tidak semata - mata atas kesalahan yang mereka lakukan. Tapi karena memang ada campur tangan dari pihak - pihak lain (Konspirasi Global). Tapi tidak menafikan diri juga bahwa prahara yang terjadi itu dikarenakan memang karena ada faktor kesalahan yang mereka lakukan (Muhasabah Nasional).

Sebesar apapun masalah yang tengah dihadapi, ia hanya terasa sakit pada benturan pertama. Semakin melilit rasanya masalah itu, itu adalah pertanda bahwa masalah itu akan segera selesai. Sama seperti benang, semakin kuat benang itu ditarik maka akan putuslah benang itu.

Tidak ada komentar:
Write komentar